Other Menu

Friday 10 May 2013

Evaluasi dalam Pendidikan Islam


PENDAHULUAN


Pendidikan Islam sangatlah penting bagi setiap umat Islam karena pendidikan Islam tidak hanya diperoleh dalam keluarga saja, melainkan dapat diperoleh dalam suatu majlis ta’lim, seperti masjid, madrasah, sekolah, dan lain sebagainya. Di dalam ajaran pendidikan Islam diajarkan bagaimana cara bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah terhadap diri sendiri dan orang lain.

Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan bagaimana cara seorang guru melihat anak didiknya melalui pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti pembelajaran, seperti seberapa kemampuan murid terhadap pelajaran yang telah diberikan oleh gurunya. Apabila kemampuan murid tersebut berhasil maka akan mendapat hasil yang kurang baik atau memuaskan.


PEMBAHASAN

A.  Pengertian Evaluasi
Pendidikan adalah upaya sadar dan tanggung jawab untuk memelihara, membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia agar ia memiliki makna dan tujuan hidup yang hakiki. Shalih Abd Al-Aziz dan Abd Al-Aziz Abd Al-Majid menyatakan : innama alhayat madrasah (bahwasanya hidup adalah salah satu lembaga pendidikan). Sebagai suatu proses pendidikan bertujuan untuk menimbulkan perubahan-perubahan yang diinginkan pada setiap si terdidik. Proses pendidikan tidak terlepas dari beberapa komponen yang mendukungnya, dan salah satu komponen yang urgent adalah penilaian atau evaluasi.[1]
Evaluasi berasal dari kata to evaluate yang berarti “menilai”. Kata nilai menurut filosof pengertiannya adalah idea of worth. Selanjutnya kata nilai menjadi populer, bahkan menjadi istilah yang ditemukan dalam dunia ekonomi, kata nilai biasa dipautkan dengan harga. Nilai artinya power in exchange.[2] Sedangkan menurut pengertian pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan.[3] Menurut Edwin Wand dan Gerald W. Brow dalam bukunya Esseential of Educational Evaluation, mengemukakan bahwa: Evaluation refer to the act or process to determining the value of something.”(Penilaian dalam pendidikan berarti seperangkat tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan).[4]
Ada beberapa pendapat lain tentang definisi mengenai evaluasi:
1.    Blomm
Evaluasi adalah pengumpulan kegiatan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kegiatannya terjadi perubahan dalam diri siswa menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.
2.    Stuffle Beam
Evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
3.    Cronbach
Di dalam bukunya Designing Evaluator of Education and Social Program, telah memberikan uraian tentang prinsip-prinsip dasar evaluasi antara lain:
a.       Evaluasi program pendidikan merupakan kegiatan yang dapat membantu pemerintah dalam mencapai tujuannya.
b.      Evaluasi seyogyanya tidak memberikan jawaban terhadap suatu pertanyaan khusus. Bukanlah tugas evaluator memberikan rekomendasi tentang kemanfaatan suatu program dan dilanjutkan atau tidak. Evaluator tidak dapat memilihkan karier seorang murid. Tugas evaluator hanya memberikan alternatif.
c.       Evaluasi merupakan suatu proses terus-menerus, sehingga di dalam proses memungkinkan untuk merevisi apabila dirasakan ada suatu kesalahan-kesalahan.[5]

Term evaluasi dalam wacana keislaman, terdapat term-term tertentu mengarah pada makna evaluasi. Term-term tersebut adalah :
1.    Al-Hisab, memiliki makna mengira, menafsirkan, menghitung dan menganggap.
2.    Al-Bala’, memiliki makna cobaan, ujian.
3.    Al-Hukm, memiliki makna putusan atau vonis
4.    Al-Qadha, memiliki arti putusan
5.    Al-Nazhar, memiliki arti melihat
6.    Al-Imtihan, memiliki arti ujian

Beberapa term tersebut boleh jadi menunjukkan arti evaluasi secara langsung, atau hanya sekedar alat atau proses di dalam evaluasi. Hal ini didasarkan asumsi bahwa Al-Qur’an dan Sunnah merupakan azas-azas atau prinsip-prinsip umum pendidikan, sedang operasionalisasinya diserahkan penuh kepada ijtihad umatnya.
Penilaian dalam pendidikan dimaksudkan untuk menetapkan keputusan-keputusan kependidikan, baik yang menyangkut perencanaan, pengelolaan, proses dan tindak lanjut pendidikan baik yang menyangkut perorangan, kelompok, maupun kelembagaan. Keputusan apapun ditetapkan maksudnya agar tujuan yang dicanangkan dapat tercapai. Penilaian dalam pendidikan Islam bertujuan agar keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam benar-benar sesuai dengan nilai-nilai yang Islami, sehingga tujuan pendidikan Islam yang dicanangkan dapat tercapai.[6]

B.   Objek Evaluasi
Istilah murid mengandung kesungguhan belajar, memuliakan guru, keprihatinan guru terhadap murid. Dalam konsep murid ini terkandung keyakinan bahwa mengajar dan belajar itu wajib dalam perbuatan mengajar dan belajar itu ada barokah. Sebutan murid bersifat umum. Di dalam Islam, istilah ini diperkenalkan oleh kalangan shufi. Istilah murid dalam tasawuf mengandung pengertian orang yang sedang belajar, menyucikan diri, dan sedang berjalan menuju Tuhan.
Sa’id Hawwa (1999) menjelaskan adab dan tugas murid (yang dapat juga disebut sifat-sifat murid) sebagai berikut:
1.    Murid harus mendahulukan kesucian jiwa sebelum yang lainnya.
2.    Murid harus mengurangi keterikatannya dengan kesibukan duniawiah, karena kesibukan itu akan melengahkannya dari menuntut ilmu.
3.    Tidak sombong terhadap orang yang berilmu, tidak bertindak sewenang-wenang terhadap guru, ia harus patuh kepada guru seperti patuhnya orang sakit terhadap dokter yang merawatnya.
4.    Orang yang menekuni ilmu pada tahap awal harus menjaga diri dari mendengarkan perbedaan pendapat khilafiah antar mazhab karena hal itu akan membingungkan pikirannya.
5.    Penuntut ilmu harus mendahulukan menekuni ilmu yang paling penting untuk dirinya.
6.    Tidak menekuni banyak ilmu sekaligus, melainkan berurutan dari yang paling penting, ilmu yang paling utama ialah ilmu mengenal Allah.
7.    Tidak memasuki cabang ilmu sebelum menguasai ilmu sebelumnya.
8.    Hendaklah mengetahui ciri-ciri ilmu yang paling mulia, itu diketahui dari hasil belajarnya dan kekuatan dalilnya.
Konsep adab dan tugas murid dalam uraian Hawwa tersebut di atas adalah murid dalam konteks tasawuf.[7]
Objek evaluasi pendidikan Islam dalam arti yang umumnya adalah peserta didik, atau dalam arti khusus adalah aspek-aspek tertentu yang terdapat pada peserta didik. Evaluasi pendidikan Islam dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu evaluasi diri sendiri (self evaluation / instropeksi) dan evaluasi terhadap orang lain (peserta didik).
Evaluasi terhadap diri sendiri adalah dengan menggalakkan instropeksi atau penghitungan diri sendiri dengan tujuan meningkatkan kreatifitas dan produktivitas (amal saleh) pribadi. Apabila dalam  proses evaluasi tersebut ditemukan beberapa keberhasilan, maka keberhasilan itu hendaknya dipertahankan atau ditingkatkan, tetapi apabila ditemukan beberapa kelemahan dan kegagalan, maka hendaknya hal itu segera diperbaiki dengan cara meningkatkan ilmu, iman dan amal.
Umar bin Khattab berkata; “Hasibu an fusakum qobl an tuhasabu” (Evaluasilah dirimu sebelum engkau dievaluasi). Statemen ini berkaitan dengan kegiatan evaluasi terhadap diri sendiri. Asumsi yang mendasar statement tersebut adalah bahwa Allah SWT mengutus dua malaikat Raqib dan Atid sebagai supervisor dan evaluator terhadap manusia. Karena itulah manusia dituntut selalu waspada dan memperhitungkan segala tindakannya, agar kehidupannya kelak tidak merugi.
Evaluasi terhadap diri orang lain (peserta didik) merupakan bagian dari kegiatan pendidikan Islam. Kegiatan ini tidak sekedar boleh, tetapi bahkan diwajibkan. Kewajiban di sini tentunya berdasarkan niat aar ma’ruf nahi munkar, yang bertujuan untuk perbaikan (islah) perbuatan sesama umat Islam. Syarat penilaian ini adalah harus bersifat komparabel, segera dan tidak dibiarkan berlarut-larut, sehingga anak didik tenggelam dalam kebimbangan, kebidihan, kezaliman, dan dapat melangkah lebih baik dari perilaku manusia semula.
Aspek-aspek khusus yang harus menjadi sasaran evaluasi pendidikan Islam adalah perkembangan peserta didi. Perkembagan peserta didik dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu:
1.    Dilihat dari sudut tujuan umum pendidikan Islam
Tujuan umum pendidikan Islam adalah adanya taqqarub dan penyerahan mutlak peserta didik, kepada Allah SWT. Evaluasi di sini meliputi aspek:
a.       Perkembangan ibadah ibadah peserta didik
b.      Perkembangan pelaksanaan menjadi khalifah Allah di muka bumi
c.       Perkembangan keimanan dan ketakwaan kepada-Nya
d.      Perkembangan pemenuhan kewajiban hidup, berupa kewajiban yang bersifat duniawi atau ukhrawi.
2.    Dilihat dari sudut fungsi pendidikan Islam
Fungsi pendidikan Islam adalah pengembangan potensi peserta didik dan transliternalisasi nilai-nilai Islami, serta mempersiapkan segala kebutuhan masa depan peserta didik; Evaluasi di sini meliputi aspek:
a.       Perkembangan pendayagunaan potensi-potensi peserta didik,
b.      Perkembangan perolehan, pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai Islam,
c.       Perkembangan perolehan kelayakan hidup, baik hidup yang bersifat duniawi maupun ukhrawi.
3.    Dilihat dari sudut dimensi-dimensi kebutuhan hidup dalam pendidikan Islam, Evaluasi di sini meliputi aspek:
a.       Perkembangan peserta didik dalam memperoleh dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
b.      Perkembangan pendayagunaan dan optimalisasi potensi jasmani, intelegensi, agar peserta didik ini mampu berkepribadian mulia, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, alam dan kepada Tuhan.
4.    Dilihat dari domain atau ranah yang terdapat pada diri peserta didik.
a.       Aspek kognitif berupa pengembangan pengetahuan agama termasuk di dalamnya fungsi ingatan dan kecerdasan.
b.      Aspek Afektif, berupa pembentukan sikap terhadap agama, termasuk di dalamnya fungsi perasaan dan sikap.
c.       Aspek psikomotor berupa menumbuhkan keterampilan beragama termasuk di dalamnya fungsi kehendak, kemauan dan tingkah laku.[8]

C.  Fungsi dan Tujuan Evaluasi
1.      Fungsi Bagi Siswa
a.       Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa
b.      Memberikan dorongan belajar bagi siswa
c.       Sebagai laporan bagi orang tua siswa
2.      Fungsi Bagi Pendidik (Guru)
a.       Untuk menyeleksi siswa, dengan tujuan antara lain :
-          Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu
-          Untuk menentukan siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya
-          Untuk menentukan siswa yang pantas diberikan beasiswa dan lain sebagainya
-          Untuk memilih siswa yang sudah berhak menyelesaikan sekolah
b.      Evaluasi berfungsi diagnosa
Guru dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan siswa dan dapat mengetahui sebab musabab kelemahan dan kekurangan itu.

c.       Berfungsi sebagai penempatan
Guru dapat mengetahui tingkat kemampuan dari masing-masing peserta didik melalui hasil belajar. Tujuannya adalah agar siswa yang tadinya memiliki bakat dan minat tertentu dalam belajar benar-benar tersalur sesuai dengan pilihannya.
d.      Mengukur ketepatan materi pelajaran
Guru dapat mengetahui apakah materi tersebut telah dikuasai siswa atau masih perlu diadakan peningkatan atau perbaikan untuk masa yang akan datang.
e.       Untuk mengetahui ketepatan metode
Metode adalah cara bagaimana menyajikan bahan pelajaran agar diterima oleh anak didik.
f.       Untuk merencanakan program yang akan datang
3.      Fungsi bagi sekolah
a.       Untuk mengukur ketepatan kurikulum atau silabus
b.      Untuk mengukur tingkat kemajuan sekolah
c.       Megukur keberhasilan guru mengajar
d.      Untuk meningkatkan prestasi kerja.[9]
Sedangkan fungsi evaluasi sebagai umpan balik (feed back) terhadap kegiatan pendidikan. Umpan balik ini berguna untuk :
1.      Ishlah, yaitu perbaikan terhadap seua komponen-komponen pendidikan, termasuk perbaikan perilaku, wawasan dan kebiasaan-kebiasaan
2.      Tazkiyah, yaitu penyucian terhadap semua komponen-komponen pendidikan. Artinya melihat kembali program-program pendidikan yang dilakukan, apakah program itu penting atau tidak dalam kehidupan peserta didik.
3.      Tajdid, yaitu memodernisasi semua kegiatan pendidikan. Kegiatan yang tidak relevan baik untuk kepentingan internal maupun eksternal maka kegiatan itu harus diubah dan dicarikan penggantinya yang lebih baik
4.      Al-dakhil, yaitu masukan sebagai laporan bagi orang tua murid berupa rapor, ijazah, piagam dan sebagainya.[10]

D.  Jenis-jenis Penilaian
1.      Penilaian Formatif
Yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh anak didik setelah menyelesaikan program daam satuan bahan pelajaran pada suatu mata pelajaran tertentu.
2.      Penilaian Sumatif
Yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan, satu semester, atau akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya.
3.      Penilaian Diagnostik
Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil pengorganisasian tentang keadaan belajar anak didik baik yang merupakan kesulitan-kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar.[11]

Ø  Macam-macam bentuk Tes Hasil belajar
Yang dimaksud dengan tes hasil belajar adalah alat atau teknik evaluasi yang dipergunakan untuk menilai hasil belajar siswa dalam mengikuti program pengajaran di sekolah.
1.      Teknik Nontes
a.       Skala bertingkat (Rating Scala)
Yaitu tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan anak didik berdasarkan “tingkat”, tinggi rendahnya penguasaan dan penghayatan pelajaran yang telah diberikan.
b.      Daftar cocok (Check List)
Yaitu suatu tes yang berbentuk daftar pertanyaan yang akan dijawab dengan membubuhkan tanda cocok ( Ö ) ditempat kolom yang telah disediakan.
c.       Wawancara (interview)
Wawancara dapat dilaksanakan daam tiga cara, yaitu:
1)      Wawancara / Interview tak terpimpin
Yaitu tidak adanya kesengajaan pada pihak yang mewawancarai untuk mengarahkan tanya jawab kepada responden, tentang pokok-pokok persoalan yang menjadi fokus dari kegiatan penelitian.


2)      Wawancara terpimpin
Yaitu pewawancara terikat dengan pedoman-pedoman yang telah dibuat terlebih dahulu untuk mewawancarai responden.
3)      Wawancara bebas terpimpin
Yaitu gabungan dari wawancara tidak terpimpin dengan wawancara terpimpin. Pewawancara memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, akan tetapi pihak pewawancara telah menentukan garis-garis besar pedoman wawancara yang akan ditanyakan.
d.      Daftar Angket (Questionnaire)
Yaitu bentuk tes yang berupa daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden, baik berupa keadaan diri, pengalaman, pengetahuan, sikap dan pendapatnya tentang sesuatu.
Dilihat dari segi siapa yang akan memberi jawaban :
1)      Angket langsung
Yaitu daftar angket yang diberikan secara langsung kepada reponden untuk diisi atau dijawab dengan keadaan dirinya yang sebenarnya.
2)      Angket tidak langsung
Yaitu daftar angket tersebut diberikan dan diisi oleh pihak lain atau melalui perantara orang lain.
Dilihat dari segi teknis dan cara menjawabnya:
1)      Angket tertutup
Yaitu angket yang telah dibuat sedemikian rupa oleh subjek (pembuat angket) dan responden tinggal menconteng, menyilang, atau melingkari alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan dari responden.
2)      Angket terbuka
Yaitu angket yang telah dibuat oleh subjek evaluasi, akan tetapi responden diberi keleluasaan untuk menjawab pertanyaan, menurut visi dan pendapatnya.
e.       Pengamatan (observasi); merupakan teknik evaluasi yang dilakukan dengan cara meneliti secara cermat dan sistematis.
f.       Riwayat Hidup (document) merupakan salah satu teknik nontes dengan menggunakan data pribadi seseorang sebagai bahan informasi penilaian.
2.      Teknik Tes
a.       Tes Subjektif; yaitu tes hasil belajar yang terdiri dari suatu pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban bersifat uraian, dan atau penjelasan.
Ciri yang menonjol dalam tes esai:
1)      Pertanyaan yang diajukan di dalam tes esai biasanya didahului kata-kata: uraikan, jelaskan, terangkan, bandingkanlah, mengapa demikian, bagaimana menurut saudara, dan lain-lain.
2)      Jumlah soal tes esai biasanya tidak banyak yaitu berkisar antara 5 – 10 soal tes.
3)      Jawaban pertanyaan bersifat uraian dan penalaran.
4)      Tes esai menuntut daya kritis dan analisis siswa.
b.      Tes objektif (Short Answer Test / New Type Test); terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan cara memilih diantara alternatif-alternatif yang dianggap benar dan paling benar
Ciri yang menonjol dalam tes objektif antara lain:
1)      Jumlah soal tes objektif lebih banyak dari soal esai, biasanya soal objektif berkisar antara 25-60 soal, bahkan lebih banyak lagi.
2)      Jawaban pertanyaan bersifat memilih, yatu memilih mana diantara item-item soal yang dianggap benar atau paling benar.
3)      Alternatif jawaban item-item soal memberi peluang daya spekulasi yang berarti bagi siswa.

Macam-macam tes obejektif
-          Tes benar salah (True-False)
-          Tes pilihan berganda (Multiple Choice)
-          Tes menjodohkan (Matching Test)
-          Tes isian (Completion Test).[12]

E.   Prinsip-Prinsip Evaluasi
1.      Terus menerus / kontinu; artinya evaluasi ini tidak hanya dilakukan setahun sekali, sekuartal sekali, atau sebulan sekali, melainkan terus menerus, pada waktu mengajar sambil mengevaluasi sikap dan perhatian murid, pada waktu pelajaran hampir berakhir.
2.      Menyeluruh / komprehensif;
Adanya evaluasi yang meliputi semua aspek kepribadian manusia, misalnya aspek intelegensi, pemahaman, pensikapan, ketulusan, kedisiplinan, tanggung jawab dan sebagainya.
3.      Objektivitas;
Adanya evaluasi yang benar-benar objektif bukan subjektif, artinya pelaksanaan evaluasi berdasarkan keadaan yang sesungguhnya tidak dicampuri oleh hal yang bersifat emosional dan irasional.
4.      Validitas
Adanya evaluasi yang dilakukan berdasarkan hal-hal yang seharusnya dievaluasi, yang meliputi seluruh bidang-bidang tertentu yang diingini dan diselidiki, sehingga tidak hanya mencakup satu bidang saja.
5.      Rehabilitas;
Evaluasi itu dapat dipercayai, artinya memberikan evaluasi kepada peserta didik sesuai dengan tingkat kesanggupannya dan keadaan sesungguhnya.
6.      Efisiensi
Adanya evaluasi yang dapat menggunakan sarana dan prasarana yang baik, memanfaatkan waktu sebaik mungkin, mudah dalam proses administrasi dan interpretasinya sehingga evaluasi ini tidak tepat pada sasarannya.
7.      Ta’abbudiah dan ikhlas;
Adanya evaluasi yang dilakukan penuh keutulusan dan pengabdian kepada Allah Swt.


PENUTUP

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya sadar dan tanggung jawab untuk memelihara, membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia agar ia memiliki makna dan tujuan hidup yang hakiki.
Beberapa pendapat tentang definisi mengenai evaluasi menurut :
1.      Bloom
2.      Stuffle Beam
3.      Cronbach
Adapun fungsi dan tujuan evaluasi adalah :
1.      Fungsi bagi siswa
2.      Fungsi bagi pendidikan (guru )
3.      Fungsi bagi sekolah

Demikian makalah yang kami susun, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Apabila dalam penulisan dan penyampaian makalah ini banyak kekurangan, kami mohon untuk dikritisi demi perbaikan ke depan.


DAFTAR PUSTAKA


Ramayulis,  H., Prof. Dr. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.


Yusuf, H. Tayar, Drs. dan Drs. Syaiful Anwar. 1997. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tafsir, Ahmad, Prof. Dr. 2006. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.


[1] Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta; Kalam Mulia, 2002), h. 195-196.
[2] Ibid. h. 196.
[3] http://google.com/evaluasidalampendidikanIslam.htmldate11-4-2010
[4] Drs. H. Tayar Yusuf, Drs. Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), h. 209
[6] Prof. Dr. H. Ramayulis, op.cit., h. 198-200
[7] Prof. Dr. Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2006 ), h. 164-169.
[8] Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, op.cit., h. 200-204
[9] Drs. H. Tayar Yusuf, Drs. Syaiful Anwar, op.cit., h.211-214
[10] Prof. DR. H. Ramayulis, op. Cit., h. 204-203
[11] Ibid., h. 205-209
[12] Drs. H. Tayar Yusuf, Drs. Syaiful Anwar, op.cit., h.219-232

Artikel Terkait

11   komentar

I used to be able to find good advice from your blog articles.


Feel free to surf to my page ... blogging jobs online
Reply Delete
Wow, that's what I was exploring for, what a
data! present here at this website, thanks admin of this
site.

My blog blogging website
Reply Delete
Hello there! Would you mind if I share your blog with my myspace group?
There's a lot of folks that I think would really enjoy your content.
Please let me know. Many thanks

my web blog :: blog websites
Reply Delete
Wow, wonderful weblog structure! How long have you ever been blogging for?
you made running a blog look easy. The entire glance of your website
is fantastic, as well as the content!

Stop by my web site - improve search engine ranking
Reply Delete
I've been surfing online more than 4 hours today, yet
I never found any interesting article like yours.
It is pretty worth enough for me. In my opinion, if all webmasters and bloggers
made good content as you did, the web will be a lot more
useful than ever before.

Also visit my website :: compagnie De Demenagement
Reply Delete
I loved as much as you'll receive carried out
right here. The sketch is tasteful, your authored subject matter stylish.

nonetheless, you command get bought an nervousness over that you wish be
delivering the following. unwell unquestionably
come further formerly again as exactly the same nearly very
often inside case you shield this increase.

Stop by my site; social media monitoring software
Reply Delete
Anonymous said... 15 October 2014 at 14:14
Hi, just wanted to say, I loved this article. It was funny.
Keep on posting!

Also visit my web site: making a blog
Reply Delete
Anonymous said... 15 October 2014 at 15:13
When someone writes an paragraph he/she maintains the image
of a user in his/her brain that how a user can know it.
Thus that's why this post is great. Thanks!

My webpage: make up blog
Reply Delete
this post c0s91t0b47 7a replica bags wholesale replica goyard bags e4i82g8p53 visit this page o8p28g3x21 replica louis vuitton replica bags toronto g5x12u5l95 replica bags us more z5o07g3n78 replica bags wholesale
Reply Delete

Post a Comment

Cancel Reply