Other Menu

Friday, 10 May 2013

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial




I.               Pendahuluan
Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan terjadinya kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau masyarakat berstrata.
Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan  ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil. Sehubungan dengan ini, maka dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan yang dalam pembentukannya mempunyai gejala yang sama. Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya. Dan individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan perubahan besar masyarakatnya. Untuk itu marilah kita pelajari apa yang dimaksud dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial.

II.            Pembahasan
A.    Pengertian Pendidikan dan Stratifikasi Sosial
Istilah stratifikasi atau stratification berasal dari kata strata atau stratum yang berarti lapisan. Karena itu social stratification sering diterjemahkan dengan pelapisan masyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu lapisan atau stratum.
Pitirin A. Sorokin memberikan definisi pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat.[1]
Pendidikan adalah suatu proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[2]

B.     Terjadinya Pelapisan Sosial
1.      Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya.
2.      Terjadi dengan sengaja
Sistem pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekusaan yang diberikan kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan ini maka di dalam organisasi itu terdapat keteraturan sehingga jelas, bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam suatu organisasi baik secara vertikal maupun secara horisontal.

C.    Beberapa Metode Menentukan Stratifikasi Sosial
1.      Metode objektif
Berdasarkan metode ini stratifikasi sosial ditentukan dengan menggunakan penilain objektif antara lain terhadap jumlah pendapatan, lama, tinggi pendidikan dan jenis pekerjaan.
Pada dasarnya kelas sosial merupakan suatu cara hidup diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut cara hidup orang berkelas atas. Meskipun demikian jumlah uang sebanyak apapun tidak menjamin segera mendpatkan status sosial kelas atas. Jadi, bisa saja orang-orang kaya bru walau mereka bisa membeli mobil mewah dan membangun rumah besar tidak serta merta dianggap sebagai lapisan atas jika tidak mampu menyesuaikan diri secara mendalam terhadap gaya hidup orang kaya lama.[3]
2.      Metode subjektif
Dalam metode ini golongan sosial dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat memiliki dirinya dalam kedudukan masyarakat itu kebanyakan ahli sosiologi berpendangan bahwa kelas sosial adalah suatu kenyataan meskipun semua orang tidak mnyedari itu. Identitas diri atas kelas sosial memberikan beberapa pengaruh terhadap perilaku soial terlepas apakah itu benar-benar merupakan anggota kelas itu atau bukan.
3.      Metode reputasi
Dalam metode itu golongan sosial dirumuskan menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-masing dalam stratifikasi masyarakat itu. Orang diberi kesempatan untuk memilih golongan-golongan masyarakat yang telah teridentifikasi dalam suatu masyarakat.

D.    Fungsi Stratifiasi Sosial
Kinsley Davis dan Wilbert Moor menunjukkan beberapa tinggi stratifikasi sosial, sebagai berikut:
1.      Menjelaskan tempat atau kedudukan dan fungsi seseorang
2.      Menunjukkan pada siapa dan antara siapa interaksi sosial harus berlngsung.
3.      Menegaskan prestasi dan imbalan prestasi bagi tiap stratifikasi sosial.
E.     Sifat Stratifikasi Sosial
Menurut Soejono dilihat dari sifatnya sosial dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.      Stratifikasi  sosial tertutup
Adalah stratifikasi si mana anggota setiap srata sulit mengadakan mobilitas vertikal walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja.
2.      Stratifikasi sosial terbuka
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitas sangat besar, setiap anggota strata dapat melakukan mobilitas sosial baik vertikal maupun horisontal.[4]
3.      Stratifikasi sosial campuran
Menempatkan kombinasi stratifikasi sosial tertutup dan terbuka.

F.     Tingkat Pendidikan dan Tingkat Golongan Sosial
Dalam berbagai studi, tingkat pendidikan tertinggi yag diperoleh seseorang digunakan sebagai indeks kedudukan sosialnya. Menurut penelitian terdapat korelias yang tinggi antara kedudukan sosial seseorang dengan tingkat pendidikan yang telah ditempuhnya. Walaupun tingkat sosial seseorang tidak dapat diramalkan sepenuhnya berdasarkan pendidikannya, namun pendidikan tinggi bertalian erat dengan kedudukan sosial yang tinggi. Ini tidak berarti bahwa pendidikan tinggi dengan sendirinya menjamin kedudukan sosial yang tinggi.

G.    Golongan Sosial dan Jenis Pendidikan
Pendidikan menengah pada dasarnya diadakan sebagai persiapan untuk pendidikan tinggi. Karena biaya pendidikan tinggi pada umumnya mahal, tidak semua orang tua mampu membiayai studi anaknya di situ. Pada umumnya anak dari keluarga berada akan memiliki Sekolah Menengah Umum sebagai persiapan untuk studi di Universitas. Orang tua yang kemampuan ekonominya terbatas akan cenderung mamilih sekolah kejuruan bagi anaknya. Dari hal tersebut dapat diduga sekolah kejuruan akan lebih banyak mempunyai murid dari golongan rendah dari pada golongan atas, sehingga muncul pendapat bahwa Sekolah Menengah Umum mempunyai status yang lebih tinggi dari pada sekolah kejuruan.

H.    Mobilitas Sosial
Dalam tiap masyarakat modern terdapat perpindhana golongan (mobilitas sosial) yang cukup banyak. Menurut Hadi Tono yang dimaksud mobilitas sosial adalah perpindahan sseorang atau sekelompok orang dari kedudukan yang satu ke kedudukan yang lain.[5]
Menurut arah perpindahannya mobilitas sosial dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1.      Mobilitas horizontal, merupakan perpindahan dari kedudukan yang satu ke kedudukan yang lain, tetapi sejajar.
2.      Mobilitas vertikal, meliputi:
a.       Social climbing
·         Dari status yang rendah ke status yang tinggi di mana status yang lebih tinggi itu telah ada sebelumnya.
·         Membentuk kelompok atas (status) baru, karena status yang lebih atas belum ada.
b.      Social slinking
·         Dari kelompok yang tinggi turun ke kelompok yang rendah (demosi)
·         Derajat kelompoknya menurun.
Secara garis besar mobilitas seseorang dari kelompok yang rendah ke kelompok yang tinggi dianggap baik karena membuktikan keberhasilan usaha seseorang. Namun di balik semua itu sebenarnya terdapat pula efek negatif dari mobilitas sosial, antara lain:
a.       Timbulnya rasa kengkuhan, kesombongan
b.      Memperlemah solidaritas kelompok, karena mereka golongan sosial akan menerima norma-norma baru dari golongan yang dimasukinya dengan meninnggalkan norma-norma golongan semula.

I.       Mobilitas Sosial Melalui Pendidikan
Pendidikan dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik di dalam masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang diperoleh makin besar harapan untuk mencapai tujuan itu. Pada zaman dahulu keturunanlah yang menentukan status sosial seseorang yang sukar ditembus karena sistem golongan yang ketat, namun sekarang tanpa keturunan yang baikpun seseorang dapat melakukan mobilitas sosial yang diantaranya adalah melalui pendidikan.

III.         Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan  bahwa stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat yang mana pelapisan sosial bisa terjadi dengan sendirinya atau dengan sengaja.
Metode menentukan stratifikasi sosial:
1.      Metode objektif
2.      Metode subjektif
3.      Metode reputasi
Fungsi stratifikasi sosial:
1.      Menjelaskan tempat atau kedudukan dan fungsi seseorang
2.      Menunjuk pada siapa dan antara siapa interaksi sosial harus berkembang
3.      Menegaskan prestasi dan imbalan prestasi bagi tiap stratifikasi sosial.
Sifat stratifikasi sosial:
1.      Stratifikasi sosial tertutup
2.      Stratifikasi sosial terbuka
3.      Stratifikasi sosial campuran.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gunawan, Ary. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rinneka Cipta.



yusuf, Musfirotun. 2008. Manajemen Pendidikan (Sebuah Pengantar). Pekalongan: STAIN Pers


[1] Abu Ahmadi, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), h. 197.
[2] Musfirotun Yusuf, Manajemen Pendidikan (Sebuah Pengantar), (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2008), h. 7.
[5] Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h. 43.

Artikel Terkait

0   komentar

Post a Comment

Cancel Reply