PENDAHULUAN
Pendidikan
Islam sangatlah penting bagi setiap umat Islam karena pendidikan Islam tidak
hanya diperoleh dalam keluarga saja, melainkan dapat diperoleh dalam suatu
majlis ta’lim, seperti masjid, madrasah, sekolah, dan lain sebagainya. Di dalam
ajaran pendidikan Islam diajarkan bagaimana cara bertaqwa kepada Allah SWT,
berakhlakul karimah terhadap diri sendiri dan orang lain.
Evaluasi dalam
pendidikan Islam merupakan bagaimana cara seorang guru melihat anak didiknya
melalui pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti pembelajaran, seperti
seberapa kemampuan murid terhadap pelajaran yang telah diberikan oleh gurunya.
Apabila kemampuan murid tersebut berhasil maka akan mendapat hasil yang kurang baik atau
memuaskan.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Pendidikan adalah upaya sadar dan
tanggung jawab untuk memelihara, membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan kehidupan manusia agar ia memiliki makna dan tujuan hidup yang
hakiki. Shalih Abd Al-Aziz dan Abd Al-Aziz Abd Al-Majid menyatakan : innama
alhayat madrasah (bahwasanya hidup adalah salah satu lembaga pendidikan).
Sebagai suatu proses pendidikan bertujuan untuk menimbulkan perubahan-perubahan
yang diinginkan pada setiap si terdidik. Proses pendidikan tidak terlepas dari
beberapa komponen yang mendukungnya, dan salah satu komponen yang urgent adalah
penilaian atau
evaluasi.[1]
Evaluasi berasal dari kata to
evaluate yang berarti “menilai”. Kata nilai menurut filosof pengertiannya
adalah idea of worth. Selanjutnya kata nilai menjadi populer, bahkan
menjadi istilah yang ditemukan dalam dunia ekonomi, kata nilai biasa dipautkan
dengan harga. Nilai artinya power in exchange.[2]
Sedangkan menurut pengertian pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan
instrumen dan hasilnya dibandingkan
dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan.[3]
Menurut Edwin Wand dan Gerald W. Brow dalam bukunya Esseential of
Educational Evaluation, mengemukakan bahwa: Evaluation refer to the act
or process to determining the value of something.”(Penilaian dalam pendidikan berarti seperangkat
tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia
pendidikan).[4]
Ada beberapa pendapat lain tentang
definisi mengenai evaluasi:
1. Blomm
Evaluasi adalah pengumpulan
kegiatan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kegiatannya terjadi
perubahan dalam diri siswa menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri
pribadi siswa.
2. Stuffle Beam
Evaluasi adalah proses
menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai
alternatif keputusan.
3. Cronbach
Di dalam bukunya Designing
Evaluator of Education and Social Program, telah memberikan uraian tentang
prinsip-prinsip dasar evaluasi antara lain:
a. Evaluasi program pendidikan merupakan kegiatan yang dapat
membantu pemerintah dalam mencapai tujuannya.
b. Evaluasi seyogyanya tidak memberikan jawaban terhadap suatu
pertanyaan khusus. Bukanlah tugas evaluator memberikan rekomendasi tentang
kemanfaatan suatu program dan dilanjutkan atau tidak. Evaluator tidak dapat
memilihkan karier seorang murid. Tugas evaluator hanya memberikan alternatif.
c. Evaluasi merupakan suatu proses terus-menerus, sehingga di dalam
proses memungkinkan untuk merevisi apabila dirasakan ada suatu
kesalahan-kesalahan.[5]
Term evaluasi dalam wacana
keislaman, terdapat term-term
tertentu mengarah pada makna evaluasi. Term-term tersebut adalah :
1. Al-Hisab, memiliki makna mengira, menafsirkan, menghitung dan
menganggap.
2. Al-Bala’, memiliki makna cobaan, ujian.
3. Al-Hukm, memiliki makna putusan atau vonis
4. Al-Qadha, memiliki arti putusan
5. Al-Nazhar, memiliki arti melihat
6. Al-Imtihan, memiliki arti ujian
Beberapa term tersebut boleh jadi
menunjukkan arti evaluasi secara langsung, atau hanya sekedar alat atau proses
di dalam evaluasi. Hal ini didasarkan asumsi bahwa Al-Qur’an dan Sunnah
merupakan azas-azas atau prinsip-prinsip umum pendidikan, sedang operasionalisasinya
diserahkan penuh kepada ijtihad umatnya.
Penilaian dalam pendidikan
dimaksudkan untuk menetapkan keputusan-keputusan kependidikan, baik yang
menyangkut perencanaan, pengelolaan, proses dan tindak lanjut pendidikan baik
yang menyangkut perorangan, kelompok, maupun kelembagaan. Keputusan apapun
ditetapkan maksudnya agar tujuan yang dicanangkan dapat tercapai. Penilaian
dalam pendidikan Islam bertujuan agar keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
pendidikan Islam benar-benar sesuai dengan nilai-nilai yang Islami, sehingga
tujuan pendidikan Islam yang dicanangkan dapat tercapai.[6]
B. Objek Evaluasi
Istilah murid mengandung
kesungguhan belajar, memuliakan guru, keprihatinan guru terhadap murid. Dalam
konsep murid ini terkandung keyakinan bahwa mengajar dan belajar itu wajib
dalam perbuatan mengajar dan belajar itu ada barokah. Sebutan murid bersifat umum.
Di dalam Islam, istilah ini diperkenalkan oleh kalangan shufi. Istilah murid
dalam tasawuf mengandung pengertian orang yang sedang belajar, menyucikan diri,
dan sedang berjalan menuju Tuhan.
Sa’id Hawwa (1999) menjelaskan
adab dan tugas murid (yang dapat juga disebut sifat-sifat murid) sebagai
berikut:
1. Murid harus mendahulukan kesucian jiwa sebelum yang lainnya.
2. Murid harus mengurangi keterikatannya dengan kesibukan
duniawiah, karena kesibukan itu akan melengahkannya dari menuntut ilmu.
3. Tidak sombong terhadap orang yang berilmu, tidak bertindak
sewenang-wenang terhadap guru, ia harus patuh kepada guru seperti patuhnya
orang sakit terhadap dokter yang merawatnya.
4. Orang yang menekuni ilmu pada tahap awal harus menjaga diri dari
mendengarkan perbedaan pendapat khilafiah antar mazhab karena hal itu akan
membingungkan pikirannya.
5. Penuntut ilmu harus mendahulukan menekuni ilmu yang paling
penting untuk dirinya.
6. Tidak menekuni banyak ilmu sekaligus, melainkan berurutan dari
yang paling penting, ilmu yang paling utama ialah ilmu mengenal Allah.
7. Tidak memasuki cabang ilmu sebelum menguasai ilmu sebelumnya.
8. Hendaklah mengetahui ciri-ciri ilmu yang paling mulia, itu
diketahui dari hasil belajarnya dan kekuatan dalilnya.
Konsep adab dan tugas murid dalam
uraian Hawwa tersebut di atas adalah murid dalam konteks tasawuf.[7]
Objek evaluasi pendidikan Islam
dalam arti yang umumnya adalah peserta didik, atau dalam arti khusus adalah
aspek-aspek tertentu yang terdapat pada peserta didik. Evaluasi pendidikan
Islam dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu evaluasi diri sendiri (self
evaluation / instropeksi) dan evaluasi terhadap orang lain (peserta didik).
Evaluasi terhadap diri sendiri
adalah dengan menggalakkan instropeksi atau penghitungan diri sendiri dengan
tujuan meningkatkan kreatifitas dan produktivitas (amal saleh) pribadi. Apabila
dalam proses evaluasi tersebut ditemukan
beberapa keberhasilan, maka keberhasilan itu hendaknya dipertahankan atau
ditingkatkan, tetapi apabila ditemukan beberapa kelemahan dan kegagalan, maka
hendaknya hal itu segera diperbaiki dengan cara meningkatkan ilmu, iman dan
amal.
Umar bin Khattab berkata; “Hasibu
an fusakum qobl an tuhasabu” (Evaluasilah dirimu sebelum engkau
dievaluasi). Statemen ini berkaitan dengan kegiatan evaluasi terhadap diri sendiri.
Asumsi yang mendasar statement tersebut adalah bahwa Allah SWT mengutus dua
malaikat Raqib dan Atid sebagai supervisor dan evaluator terhadap manusia.
Karena itulah manusia dituntut selalu waspada dan memperhitungkan segala
tindakannya, agar kehidupannya kelak tidak merugi.
Evaluasi terhadap diri orang lain
(peserta didik) merupakan bagian dari kegiatan pendidikan Islam. Kegiatan ini
tidak sekedar boleh, tetapi bahkan diwajibkan. Kewajiban di sini tentunya
berdasarkan niat aar ma’ruf nahi munkar, yang bertujuan untuk perbaikan
(islah) perbuatan sesama umat Islam. Syarat penilaian ini adalah harus
bersifat komparabel, segera dan tidak dibiarkan berlarut-larut, sehingga anak
didik tenggelam dalam kebimbangan, kebidihan, kezaliman, dan dapat melangkah lebih
baik dari perilaku manusia semula.
Aspek-aspek khusus yang harus
menjadi sasaran evaluasi pendidikan Islam adalah perkembangan peserta didi.
Perkembagan peserta didik dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu:
1. Dilihat dari sudut tujuan umum pendidikan Islam
Tujuan umum pendidikan Islam adalah
adanya taqqarub dan penyerahan mutlak
peserta didik, kepada Allah SWT. Evaluasi di sini meliputi aspek:
a. Perkembangan ibadah ibadah peserta didik
b. Perkembangan pelaksanaan menjadi khalifah Allah di muka bumi
c. Perkembangan keimanan dan ketakwaan kepada-Nya
d. Perkembangan pemenuhan kewajiban hidup, berupa kewajiban yang
bersifat duniawi atau ukhrawi.
2. Dilihat dari sudut fungsi pendidikan Islam
Fungsi pendidikan Islam adalah
pengembangan potensi peserta didik dan transliternalisasi nilai-nilai Islami,
serta mempersiapkan segala kebutuhan masa depan peserta didik; Evaluasi di sini
meliputi aspek:
a. Perkembangan pendayagunaan potensi-potensi peserta didik,
b. Perkembangan perolehan, pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai Islam,
c. Perkembangan perolehan kelayakan hidup, baik hidup yang bersifat
duniawi maupun ukhrawi.
3. Dilihat dari sudut dimensi-dimensi kebutuhan hidup dalam
pendidikan Islam, Evaluasi di sini meliputi aspek:
a. Perkembangan peserta didik dalam memperoleh dan memenuhi
kebutuhan hidupnya.
b. Perkembangan pendayagunaan dan optimalisasi potensi jasmani,
intelegensi, agar peserta didik ini mampu berkepribadian mulia, baik terhadap
diri sendiri, sesama manusia, alam dan kepada Tuhan.
4. Dilihat
dari domain atau ranah
yang terdapat pada diri peserta didik.
a. Aspek kognitif berupa pengembangan pengetahuan agama termasuk di
dalamnya fungsi ingatan dan kecerdasan.
b. Aspek Afektif, berupa pembentukan sikap terhadap agama, termasuk
di dalamnya fungsi perasaan dan sikap.
c. Aspek psikomotor berupa menumbuhkan keterampilan beragama
termasuk di dalamnya fungsi kehendak, kemauan dan tingkah laku.[8]
C. Fungsi dan Tujuan Evaluasi
1. Fungsi Bagi
Siswa
a. Untuk
mengetahui kemajuan belajar siswa
b. Memberikan
dorongan belajar bagi siswa
c. Sebagai laporan
bagi orang tua siswa
2. Fungsi Bagi
Pendidik (Guru)
a. Untuk
menyeleksi siswa, dengan tujuan antara lain :
-
Untuk memilih siswa yang dapat diterima di
sekolah tertentu
-
Untuk menentukan siswa yang dapat naik kelas
atau tingkat berikutnya
-
Untuk menentukan siswa yang pantas diberikan
beasiswa dan lain sebagainya
-
Untuk memilih siswa yang sudah berhak
menyelesaikan sekolah
b. Evaluasi
berfungsi diagnosa
Guru
dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan siswa dan dapat mengetahui sebab
musabab kelemahan dan kekurangan itu.
c. Berfungsi
sebagai penempatan
Guru
dapat mengetahui tingkat kemampuan dari masing-masing peserta didik melalui
hasil belajar. Tujuannya adalah agar siswa yang tadinya memiliki bakat dan
minat tertentu dalam belajar benar-benar tersalur sesuai dengan pilihannya.
d. Mengukur
ketepatan materi pelajaran
Guru
dapat mengetahui apakah materi tersebut telah dikuasai siswa atau masih perlu
diadakan peningkatan atau perbaikan untuk masa yang akan datang.
e. Untuk
mengetahui ketepatan metode
Metode
adalah cara bagaimana menyajikan bahan pelajaran agar diterima oleh anak didik.
f. Untuk
merencanakan program yang akan datang
3. Fungsi bagi
sekolah
a. Untuk mengukur
ketepatan kurikulum atau silabus
b. Untuk mengukur
tingkat kemajuan sekolah
c. Megukur
keberhasilan guru mengajar
d. Untuk meningkatkan
prestasi kerja.[9]
Sedangkan fungsi
evaluasi sebagai umpan balik (feed back) terhadap kegiatan pendidikan.
Umpan balik ini berguna untuk :
1.
Ishlah, yaitu perbaikan terhadap seua
komponen-komponen pendidikan, termasuk perbaikan perilaku, wawasan dan
kebiasaan-kebiasaan
2.
Tazkiyah, yaitu penyucian terhadap semua
komponen-komponen pendidikan. Artinya melihat kembali program-program
pendidikan yang dilakukan, apakah program itu penting atau tidak dalam
kehidupan peserta didik.
3.
Tajdid, yaitu memodernisasi semua kegiatan
pendidikan. Kegiatan yang tidak relevan baik untuk kepentingan internal maupun
eksternal maka kegiatan itu harus diubah dan dicarikan penggantinya yang lebih
baik
4.
Al-dakhil, yaitu masukan sebagai laporan bagi
orang tua murid berupa rapor, ijazah, piagam dan sebagainya.[10]
D. Jenis-jenis Penilaian
1. Penilaian
Formatif
Yaitu
penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh anak didik setelah
menyelesaikan program daam satuan bahan pelajaran pada suatu mata pelajaran
tertentu.
2. Penilaian
Sumatif
Yaitu
evaluasi yang dilakukan terhadap belajar peserta didik setelah mengikuti
pelajaran dalam satu catur wulan, satu semester, atau akhir tahun untuk
menentukan jenjang berikutnya.
3. Penilaian
Diagnostik
Yaitu
penilaian yang dilakukan terhadap hasil pengorganisasian tentang keadaan
belajar anak didik baik yang merupakan kesulitan-kesulitan atau hambatan yang
ditemui dalam situasi belajar mengajar.[11]
Ø Macam-macam
bentuk Tes Hasil belajar
Yang dimaksud dengan tes hasil
belajar adalah alat atau teknik evaluasi yang dipergunakan untuk menilai hasil
belajar siswa dalam mengikuti program pengajaran di sekolah.
1.
Teknik Nontes
a.
Skala bertingkat (Rating Scala)
Yaitu
tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan anak didik berdasarkan “tingkat”,
tinggi rendahnya penguasaan dan penghayatan pelajaran yang telah diberikan.
b.
Daftar cocok (Check List)
Yaitu
suatu tes yang berbentuk daftar pertanyaan yang akan dijawab dengan membubuhkan
tanda cocok ( Ö ) ditempat kolom yang telah
disediakan.
c.
Wawancara (interview)
Wawancara
dapat dilaksanakan daam tiga cara, yaitu:
1)
Wawancara / Interview tak terpimpin
Yaitu
tidak adanya kesengajaan pada pihak yang mewawancarai untuk mengarahkan tanya
jawab kepada responden, tentang pokok-pokok persoalan yang menjadi fokus dari
kegiatan penelitian.
2)
Wawancara terpimpin
Yaitu
pewawancara terikat dengan pedoman-pedoman yang telah dibuat terlebih dahulu
untuk mewawancarai responden.
3)
Wawancara bebas terpimpin
Yaitu
gabungan dari wawancara tidak terpimpin dengan wawancara terpimpin. Pewawancara
memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan, akan tetapi pihak pewawancara telah menentukan garis-garis besar
pedoman wawancara yang akan ditanyakan.
d.
Daftar Angket (Questionnaire)
Yaitu
bentuk tes yang berupa daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden, baik
berupa keadaan diri, pengalaman, pengetahuan, sikap dan pendapatnya tentang
sesuatu.
Dilihat
dari segi siapa yang akan memberi jawaban :
1)
Angket langsung
Yaitu
daftar angket yang diberikan secara langsung kepada reponden untuk diisi atau
dijawab dengan keadaan dirinya yang sebenarnya.
2)
Angket tidak langsung
Yaitu
daftar angket tersebut diberikan dan diisi oleh pihak lain atau melalui
perantara orang lain.
Dilihat
dari segi teknis dan cara menjawabnya:
1)
Angket tertutup
Yaitu
angket yang telah dibuat sedemikian rupa oleh subjek (pembuat angket) dan
responden tinggal menconteng, menyilang, atau melingkari alternatif jawaban
yang sesuai dengan keadaan dari responden.
2)
Angket terbuka
Yaitu
angket yang telah dibuat oleh subjek evaluasi, akan tetapi responden diberi
keleluasaan untuk menjawab pertanyaan, menurut visi dan pendapatnya.
e.
Pengamatan (observasi); merupakan teknik
evaluasi yang dilakukan dengan cara meneliti secara cermat dan sistematis.
f.
Riwayat Hidup (document) merupakan salah
satu teknik nontes dengan menggunakan data pribadi seseorang sebagai bahan
informasi penilaian.
2.
Teknik Tes
a.
Tes Subjektif; yaitu tes hasil belajar yang
terdiri dari suatu pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban bersifat
uraian, dan atau penjelasan.
Ciri
yang menonjol dalam tes esai:
1)
Pertanyaan yang diajukan di dalam tes esai
biasanya didahului kata-kata: uraikan, jelaskan, terangkan, bandingkanlah, mengapa
demikian, bagaimana menurut saudara, dan lain-lain.
2)
Jumlah soal tes esai biasanya tidak banyak
yaitu berkisar antara 5 – 10 soal tes.
3)
Jawaban pertanyaan bersifat uraian dan
penalaran.
4)
Tes esai menuntut daya kritis dan analisis
siswa.
b.
Tes objektif (Short Answer Test / New Type
Test); terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan cara memilih
diantara alternatif-alternatif yang dianggap benar dan paling benar
Ciri
yang menonjol dalam tes objektif antara lain:
1)
Jumlah soal tes objektif lebih banyak dari soal
esai, biasanya soal objektif berkisar antara 25-60 soal, bahkan lebih banyak
lagi.
2)
Jawaban pertanyaan bersifat memilih, yatu
memilih mana diantara item-item soal yang dianggap benar atau paling benar.
3)
Alternatif jawaban item-item soal memberi
peluang daya spekulasi yang berarti bagi siswa.
Macam-macam
tes obejektif
-
Tes benar salah (True-False)
-
Tes pilihan berganda (Multiple Choice)
-
Tes menjodohkan (Matching Test)
-
Tes isian (Completion Test).[12]
E. Prinsip-Prinsip
Evaluasi
1. Terus menerus / kontinu; artinya evaluasi ini tidak hanya
dilakukan setahun sekali, sekuartal sekali, atau sebulan sekali, melainkan
terus menerus, pada waktu mengajar sambil mengevaluasi sikap dan perhatian
murid, pada waktu pelajaran hampir berakhir.
2. Menyeluruh / komprehensif;
Adanya evaluasi yang meliputi semua aspek kepribadian
manusia, misalnya aspek intelegensi, pemahaman, pensikapan, ketulusan,
kedisiplinan, tanggung jawab dan sebagainya.
3. Objektivitas;
Adanya
evaluasi yang benar-benar objektif bukan subjektif, artinya pelaksanaan
evaluasi berdasarkan keadaan yang sesungguhnya tidak dicampuri oleh hal yang
bersifat emosional dan irasional.
4. Validitas
Adanya evaluasi yang dilakukan berdasarkan hal-hal
yang seharusnya dievaluasi, yang meliputi seluruh bidang-bidang tertentu yang
diingini dan diselidiki, sehingga tidak hanya mencakup satu bidang saja.
5. Rehabilitas;
Evaluasi
itu dapat dipercayai, artinya memberikan evaluasi kepada peserta didik sesuai
dengan tingkat kesanggupannya dan keadaan sesungguhnya.
6. Efisiensi
Adanya evaluasi yang dapat menggunakan sarana dan
prasarana yang baik, memanfaatkan waktu sebaik mungkin, mudah dalam proses
administrasi dan interpretasinya sehingga evaluasi ini tidak tepat pada
sasarannya.
7. Ta’abbudiah dan ikhlas;
Adanya evaluasi yang dilakukan penuh keutulusan dan pengabdian kepada Allah Swt.
PENUTUP
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya sadar dan tanggung jawab untuk
memelihara, membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan
manusia agar ia memiliki makna dan tujuan hidup yang hakiki.
Beberapa pendapat tentang definisi
mengenai evaluasi menurut :
1.
Bloom
2.
Stuffle Beam
3.
Cronbach
Adapun fungsi dan tujuan evaluasi
adalah :
1.
Fungsi bagi siswa
2.
Fungsi bagi pendidikan (guru )
3.
Fungsi bagi sekolah
Demikian makalah yang kami susun,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Apabila dalam penulisan dan penyampaian makalah ini
banyak kekurangan, kami mohon untuk dikritisi demi perbaikan ke depan.
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis, H., Prof. Dr. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Yusuf, H. Tayar, Drs. dan Drs. Syaiful
Anwar.
1997. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tafsir, Ahmad, Prof.
Dr. 2006. Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
[1]
Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta; Kalam Mulia,
2002), h. 195-196.
[2] Ibid.
h. 196.
[3] http://google.com/evaluasidalampendidikanIslam.htmldate11-4-2010
[4]
Drs. H. Tayar Yusuf, Drs. Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan
Bahasa Arab (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), h. 209
[6]
Prof. Dr. H. Ramayulis, op.cit., h. 198-200
[7]
Prof. Dr. Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006 ), h. 164-169.
[8]
Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, op.cit., h. 200-204
[9] Drs. H. Tayar Yusuf, Drs. Syaiful
Anwar, op.cit., h.211-214
[10] Prof. DR. H. Ramayulis, op. Cit.,
h. 204-203
[12] Drs. H. Tayar Yusuf, Drs. Syaiful
Anwar, op.cit., h.219-232
Feel free to surf to my page ... blogging jobs online
data! present here at this website, thanks admin of this
site.
My blog blogging website
There's a lot of folks that I think would really enjoy your content.
Please let me know. Many thanks
my web blog :: blog websites
you made running a blog look easy. The entire glance of your website
is fantastic, as well as the content!
Stop by my web site - improve search engine ranking
I never found any interesting article like yours.
It is pretty worth enough for me. In my opinion, if all webmasters and bloggers
made good content as you did, the web will be a lot more
useful than ever before.
Also visit my website :: compagnie De Demenagement
right here. The sketch is tasteful, your authored subject matter stylish.
nonetheless, you command get bought an nervousness over that you wish be
delivering the following. unwell unquestionably
come further formerly again as exactly the same nearly very
often inside case you shield this increase.
Stop by my site; social media monitoring software
Keep on posting!
Also visit my web site: making a blog
of a user in his/her brain that how a user can know it.
Thus that's why this post is great. Thanks!
My webpage: make up blog
lebron 10
adidas tubular shadow
nike air max 97
coach outlet
kate spade handbags
golden goose outlet
supreme clothing
off white jordan 1
coach outlet